Pages

Saturday, April 1, 2017

Diantara Prabowo dan Jokowi

Diantara Prabowo dan Jokowi



Disaat heboh-hebohnya deadline untuk tugas akhir, saya coba untuk tetap menyempatkan diri  membaca berita terbaru seputar politik pemilihan presiden Juli mendatang. Dari mulai opini publik mengenai sosok-sosok yang dicalonkan, hingga isu-isu yang berkembang di media. Sejujurnya memang saya belum dapat memantapkan diri untuk memilih salah satu pasangan. Namun saya ingin coba menyampaikan beberapa opini dari teman-teman blogger yang sangat menarik untuk disimak. 


***
Yang pertama adalah dari Ahmad Firdaus di http://daus95.com/2014/06/02/jokowi-atau-prabowo-saya-pilih. Dalam artikel yang ia tulis, lebih bersifat netral dengan menggiring masyarakat tentang bagaimana cara menilai calon yang akan dipilih. Terdapat beberapa kriteria yang memang seharusnya dijadikan patokan dalam memilih, bukan sekedar dari hanya kesukaan tanpa standar referensi yang jelas. Kalau kata dosen saya, kayak "debat kusir".

Kemudian ada dari Ari M. Prasetyo di http://as3c.wordpress.com/2014/06/10/para-pendukung-fanatik-jokowi. Artikelnya juga menarik untuk disimak mengenai Pendukung Fanatik Jokowi yang dianggap meresahkan. Dalam tulisannya, digambarkan bahwa pendukung fanatik seolah menjadikan sosok Jokowi sebagai nabi tanpa kesalahan dan mendiskreditkan segala sisi yang dimiliki kubu lawan.

Ada kutipan menarik dari artikel Ari bahwa, "Masalah HAM adalah masalah yang selalu digembar-gemborkan oleh kalian (fans fanatik jokowi) untuk menyerang pihak lawan. Tolong lah, jangan terlalu naif. Ada perwira-perwira tinggi yang tangannya berlumuran darah di kubu Jokowi. Jenderal Hendropriyono dan pembantaiannya di bumi Aceh. Lalu ada Jenderal Wiranto (atasan prabowo dulu) yang keterlibatannya di Mei �98 sama misteriusnya dengan Prabowo.
 ***
Kalau bicara soal Jokowi, media dan lainnya cenderung selalu membahas tentang PDI-P, Janji benahi Jakarta dsb. Ya memang benar Pak Jokowi pernah berbicara akan tuntaskan Jakarta 5 tahun, namun karena pengaruh PDI-P (terutama megawati) ia melanggar janjinya. Akankah ia berbuat hal yang sama saat menjabat jadi Presiden ? tidak ada yang tahu. Namun semua orang tahu bahwa jokowi memang sosok yang sederhana dan apa adanya. Meski dinilai bahwa blusukan hanya sebagai pencitraan oleh sebagian kalangan.

Uniknya kalau bicara soal Prabowo, bahasannya selalu aib masalah HAM. Yang sampai saat ini kita tidak pernah tau kebenarannya. meski si Prabowo sudah klarifikasi bahwa itu adalah perintah atasan. Lalu kemana nih suara atasannya ? Apakah berkelit ? dari beberapa sumber menyebutkan kalau bekerja di militer, perintah atasan tidak boleh ditolak, karena prajurit bisa di eksekusi ditempat. waduh! Prabowo terlihat sebagai sosok yang tegas, ia memiliki kharisma pemimpin seperti saat kemarin ada debat capres, cara bicaranya memang like a boss.

Tentu sulit jika kita harus terus idealis dengan berharap calon presiden yang didambakan adalah sosok yang sempurna. Saya hanya berharap bila anda mendukung salah satu pasangan, tidak perlu sampai merasa bahwa sosok tersebut nabi dan menganggap sosok lain sebagai setan yang buruk-buruknya saja. karena saya melihat kedua kubu ini memang punya kekurangan masing-masing. Sangat dapat terlihat kekurangan masing-masing. Dan keduanya, kalau saya boleh bilang, tidak usahlah nyalon jadi presiden. Ganti calon aja plis hehehe. terlalu banyak kontroversi dibanding era SBY.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.